PENDIDIKAN DASAR UNTUK ANAK
1.Pengertian Wudlu
Berwudlu ialah menyampaikan aif yang suci dan mensucikan anggota tubuh tertentu, menurut cara-cara tertentu dengan di sertai niat. Wudlu, berfungsi untuk menghilangkan hadas kecil yang merupakan salah satu syarat sah salat.
Firman Allah SWT :
يآ يُّمَاالَّذِ يَن امَنُوْآ إ ذَاقُمْتُمْ اِلَىالحَّلو ةِ فَا غْسِلُوْاوُجُرْ هَكُمْ
وَاَيْىنِيكُمْ إِلَى اْلمَرَ افِقِ وَاْمسَحُوْابِرُ ءُو سِكٌمْ وَاَرْ جُلَكُمْ اِلَىاْلكَحْبَيْنِ
اَلْمَاتِدَة : ٦
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku dan sapulah (basuhlah) kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (Al-Maidah : 6).
2.Pengertian Bersuci
Dalam ajaran Islam bersuci dengan seluk beluknya, adalah bagian dari perbuatan penting. Allah mencintai orang yang mensucikan diri.
Firman Allah SWT :
إِ نَّ اللهَ يُحِبُّ التَّدَّ اي\نِيْنَ و يُحِبُّ اْلمُتَطَهِّرِ يْنَ – اَلْبَقَرَة : ٢٢٢
Artinya : “Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang bertaubat an orang-orang yang mensucikan diri. (Al-Baqaraj : 22).
Bersuci merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah seperti untuk mengerjakan salat-salat diperlukan suci badan, pakaian dan tempat. Bersuci dan memelihara kebersihan sangat erat hubungannya, dan tidak bisa dipisahkan, karena keduanya merupakan pangkal kesehatan. Bersuci merupakan suatu amalan yang dilakukan menurut cara-cara yang disyariatkan agama Islam. Sedangkan kebersihan itu lebih bersifat umum, yakni tidak terikat oleh suatu cara peribadatan tertentu. Walaupun demikian, kebersihan itu merupakan keharusan bagi setiap orang.
Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Thabrani :
تَنَظَّةُوْالِكُلِّ ماستَطَحْتُمْ فَاءِنَّ اللهَ تَعَالَى بَنَ اْلا ءِ سْلاَ مَ عَلَى
النَّظَا فَةِ و لَنْ يَدْ حُلَ اْلجَنَّةَ إلاَّ نَظِيْفٌ. رِوَهُ الطَبْرَ انِى
Artinya : “Jagalah kebersihan sedapat mungkin, karena Allah membangun Islam diatas dasar kebersihan. Dan tidak akan masuk surga, kecuali orang-orang yang bersih. (Riwayat Thabrani).
Islam memandang bersuci dan menjaga kebersihan sebagai masalah yang penting yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan. Adapun bersuci itu ada dua macam yaitu bersuci dari hadas dan bersuci dari najis.
Bersuci dari najis berlaku pada badan, pakaian, tempat dan benda-benda lain, bersuci dari hadas kecil maupun besar berlaku pada badan saja seperti berwudlu, mandi maupun tayamum.
Bersuci dari hadas di lakukan setelah lebih dahulu membersihkan najis.
Jadi pengertian bersuci ialah membersihkan badan, pakaian, tempat atau benda-benda lain dari najis atau hadas menurut cara-cara yang dilakukan oleh syariat islam. Alat untuk bersuci adalah air, menurut syariat Islam air itu ada beberapa macam yaitu :
1. Air suci dan mensucikan, yaitu air mutlak, artinya air yang masih murni, dan dapat dipergunakan untuk bersuci menghilangkan najis atau mensucikan hadas. Air yang suci dan dapat mensucikan ialah air hujan, air sumur, air laut, air sungai, air salju, air telaga dan air mata air.
2. Air suci dan tidak mensucikan, yaitu air itu suci tetapi tidak sah untuk dipakai bersuci seperti untuk wudlu yang termasuk dalam air ini antara lain :
a. Air muqayyad, yaitu air yang berkait dengan sesuatu benda, seprti air yang telah berubah salah satu atau seluruh sifat-sifatnya karena bercampur dengan sesuatu benda yang suci, seperti air kopi, air teh, air susu, air gula, air sirup dll.
b. Air sedikit yaitu kurang dari dua kullah (kurang lebih sebanyak 1/8 m3) dan digunakan lebih dari satu kali pakai seperti berwudlu dalam kolam. Tetapi bila digunakan untuk sekali pakai misalnya dengan menuangkannya keanggoa wudlu dengan menggunakan gayung, ia tetap suci dan mensucikan.
3. Air yang bernajis (mutmajjis) air yang bernajis dapat dibagi menjadi 2 macam :
a. air yang terkena najis dan berubah salah satu atau seluruh sifat-sifatnya.
b. Air yang terkena najis, tetapi tidak berubah sift-sifatnya baik rasa, warna atau baunya.
4. Air sisa minum, yakni air yang masih sisa pada bejana setelah diminum di antaranya :
a. Air sisa minum manusia
b. Air sisa minum binatang, baik binatang jinak maupun binatang buas.
3.Pengenalan tata cara Berwudlu pada Anak Usia Dini
Dalam melakukan wudlu ada yang fardhu dan ada yang sunah. Kalau yang fardhu, maka wajib dilakukan dan tidak sah wudhunya, apabila ada yang ditinggalkannya. Rukun (fardhu) wudhu yaitu :
1) Aurat
Berniat yaitu menyengaja berwudhu atau mensucikan diri dari hadas kecil dengan mengharap keridhaan Allah.
Aurat dinyatakan dalam hati, tidak dengan lisan, namun apabila tidak dapat dinyatakan dengan hati dapat dibantu dengan lisan karena niat itu terletak di hati.
2) Membasuh muka, artinya mengalirkan air kemuka, dimulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dengan dikiri kanak sampai batas telinga.
3) Membasuh kedua tangan sampai siku, sebaiknya sampai diatas siku.
4) Mengusap sebagian kepala dengan air
5) Membasuh kedua kaki beserta kedua maka kaki, sebaiknya sampai diatas mata kaki.
6) Tertib
Adapun sunat wudhu yaitu :
1) Membaca “Basmallah” pada waktu mulai wudhu
2) Membasuh dua telapak tangan dan menyela-nyela jarinya sebelum berkumur-kumur
3) Berkumur-kumur dan membersihkan gigi
4) Memasukan air ke hidung dan mengeluarkannya kembali
5) Menyapu seluruh kepala
6) Membasahi kedua daun telinga, yaitu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar dengan kedua ibu jari
7) Menyelang-nyelangi jenggot, bagi orang yang memelihara jenggot
8) Membasuh setiap anggota wudhu tiga kali
9) Berturut-turut membasuh anggota demi anggota wudhu
10) Memperluas bagian yang dibasuh dari yang difardhukan baik yang diwajah maupun anggota lainnya yaitu tangan melebihkan diatas siku dan kaki diatas mata kaki.
11) Mendahulukan anggota kanan daripada yang kiri
12) Mengucapkan dua kalimat syahadat dan doa setelah selesai berwudhu
Bagi setiap orang yang melakukan salat, sudah barang tentu dia sudah memahami benar tentang cara berwudhu, tetapi pelaksanaanya dengan cara sempurna itulah yang perlu dibiasakan. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk menanamkan kebiasaan berwudlu sebelum mengerjakan salat diantaranya :
a. Memberikan contoh-contoh pengalaman budi pekerti yang baik, dengan senantiasa membiasakan dan melatih siswa sejak kecil untuk selalu suci dan bersih baik dirinya, pakaiannya, tempat yang digunakan bahkan makanan dan minuman serta semua peralatan, harus suci dan bersih dari segala kotoran.
b. Menunjukan sifat-sifat kasih sayang, perlindungan dan sifat-sifat lain sesuai dengan kebutuhan psikologi anak, mendorong dengan amalan-amalan yang selalu dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah maupun disekolah.
Hal-hal inilah yang dapat membuat anak menjadi baik apabila seorang anak sudah dibiasakan beribadah dengan cara-cara yang telah dikemukakan diatas maka setelah dewasa kebiasaan tersebut tidak akan ditingalkan begitu saja.
Pada pendidikan anak, pembiasaan merupakan hal yang penting terutama dalam pembinaan kepribadian, ahlak, dan agama karena pembiasan akan menentukan unsur positif dalam pribadi anak yang sedang tumbuh berkembang. Semakin banyak pengalaman agama yang masuk dalam pribadi anak dan semakin mudahlah ia dalam menerima dan memahami agama.
4.Langkah-langkah Pelaksanaan Praktek Wudhu di Sekolah
a. Pembiasaan; mengarahkan kepada anak bahwa kebersihan dari kesucian itu akan lebih banyak memungkinkan seseorang selalu sehat dan terhindar dari penyakit. Misal : sebelum dan sesudah makan cuci tangan, sebelum tidur gosok gigi. Menceritakan kepada anak tentang apa yang selalu dikerjakan oleh tauladan kita atau yang selalu kita sebut sebagai Rosulullah. Mengenalkan pada anak tentang kegiatan-kegiatan yang akan menumbuhkan cinta seseorang dan masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan. Dengan bersuci akan menambah keindahan dan kesegaran.
b. Penataan awal; menyiapkan sarana atau tempat untuk pelaksanaan kegiatan praktek wudhu. Guru mempraktekan cara-cara wudhu dengan tertib pada anak.
c. Penyelesaian akhir; dengan mengenalkan tata cara wudhu pada anak beserta gerakan-gerakannya, maka anak mampu berwudhu dengan tertib dan benar. Membaca doa sesudah wudhu.